Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Orang tua Saat Anak Belajar di Pesantren

Hal pertama yang perlu dipancang- kan adalah niat yang lurus. Niat merupakan pondasi segala rencana. Bila niat sudah bulat, langkah selan- jutnya akan lebih mudah dibanding niat setengah hati. Bila kedua orang tua sudah berniat menyekolahkan anaknya di pesantren, ajak anak untuk musyawarah. Pahamkan alasan-alasan kenapa memilih pesantren tersebut dan harapan-harapan yang akan dica- pal. Bila anak sudah memahami, perlu dilihatkan pesantren yang akan dituju dan diorientasi supaya anak mantap dengan pilihannya dan tidak mudah terpengaruh ‘apa kata teman’.

Berikutnya, tata hati, ikhlas, dan sa- bac Bila detik-detik penyerahan anak ke pesantren hampir tiba, persiapkan segala sesuatu dengan lengkap dan teliti. Hal ini agar anak tidak menga lami masalah tentang segala aturan pesantren maupun kebutuhan yang telah dinfokan. Kebutuhan yang tidak lengkap dikhawatirkan menjadi alasan anak untuk pulang atau dijenguk pada- hal belum lama berpisali.

Bila orang tua ingat atau terbayang wajah anaknya, doakanlah. Semoga Allah lembutkan hati sang buah hati serta mengaruniakannya sehat dan bahagia hingga selalu bersemangat mengikuti berbagai aktivitas di pesantren. Bila anak mengabarkan hal yang tidak menyenangkan, misal sakit, tidak suka dengan teman, tidak suka menu makanan yang disediakan pesantren. dan lainnya, orang tua jangan buru-buru menyalahkan keadaan. Meskipun orang tua dapat mencari informasi untuk memvalidasi kabar dari anak, namun upayakan untuk tetap tenang dan sabar dalam memberi pengertian kepada anak bahwa kesulitan yang dia temui adalah ujian dalam perjuangan thalabul ilmi.

Hal ketiga, upayakan untuk menjaga komunikasi dan membangun kebersamaan saat kunjungan. Antara pihak pondok, orang tua, dan anak perlu dibangun silaturahim yang hangat, Komunikasi orang tua dengan ustad maupun murabbi perlu sering dilaku- kan untuk menanyakan perkembangan kondisi anak, pencapaian prestasi mengaji dan belajarnya, ibadahnya, keharmonisan pergaulan dengan teman-temannya, dan lain-lain.

Saat-saat istimewa yang sangat dinanti santri adalah saat jatah telepon dan kunjungan tiba. Sebagai rasa syukur, sebelum kunjungan, hendak- nya orang tua sudah menyiapkan segala bekal dan kesukaan anak. Siapkan pula hati dan kabar gembira agar saat bertemu dengan anak betul-betul men jadi momen membahagiakan, Orang tua dan anak dapat saling bercerita dan makan bersama.

Keempat bekali anak dengan harta yang halal. Seluruh kebutuhan anak perlu kita perhatikan dan yakinkan bahwa yang kita berikan adalah rezeki yang halal. Baik biaya pesantren, perbekalan makanan, uang sakunya, semua kita pilihkan yang halal. Kenapa? Karena harta yang tidak halal sangat mempengaruhi kebersihan jiwa anak, keberkahan Ilmu, kualitas Ibadah, dan kepribadiannya.

Mengingat buruknya akibat pemanfaatan rezeki tidak halal, orang tua perlu berhati-hati dan teliti saat membelanjakan berbagai kebutuhan untuk anak karena sangat berpengaruh pada perilaku dan terkabul maupun tertolaknya doa-doa baginya.

Terakhir, dampingi anak saat liburan di rumah, Momen liburan adalah momen yang bisa dibilang istimewa bagi anak, tapi bisa juga dibilang bilang momen yang menjemukan. Disebut momen yang istimewa bila saat liburan di rumah, anak disambut dengan gembira oleh keluarga. Sebaliknya, bila saat liburan anak justru kesepian karena ditinggal terus oleh orang tuanya, liburan menjadi momen yang menjemukan.

Bagaimana seharusnya? Manfaatkan kebersamaan ini dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Libatkan anak dalam tugas-tugas harian, silaturrahim ke para saudara, dan bert kesempatan bertemu teman-temannya sepanjang bukan teman yang berpengaruh negatif. Mudah-mudahan putra-putri kita menjadi hurriyah yang saleh-salehah, ahlul-ilmi, ahlul Quran, ahlul-ibadah, dan berakhlak mulia.